Skip to main content

Sahabat Taat



Mengenalmu kala itu, tak ada something special for me, maybe I think that's happened between us. -B ajah kalo kata kamu mah.- Seperti dengan yg lain, dengan siapapun ku jalin pertemanan. Hingga kuasaNya menjadikan kita dekat dalam jarak. Entah perkara hati, masih biasa ku rasa. Tak ada dekat yang terbentuk lebih. Kemudian kehendakNya menyapa kembali. Kita terjerembab dalam kebaikan yang sama. Ya, lagi dan lagi ku masih merasakan hal serupa seperti sebelumnya. Nothing Special for me and for you too, cause yaa I don't make something special for you. Aku dengan kepribadianku kala itu, menjadikan kita berjarak di lain hal. Walau sebenarnya kita begitu dekat, bahkan kadang tanpa mencipta spasi.

Hari demi hari terlewati begitu saja. Ada banyak momen tercipta padahal. Lagi dan lagi tersimpan di data D saja. Tak ada folder khusus tuk merapihkan tiap filenya. Hingga di kemudian hari ku sadar sejak itu kau pun mulai mengusik hari-hariku dengan usilmu. Tak jarang kau berusaha membantu memudahkan urusanku. Kadang kala ku terima dengan senangnya, but that still nothing special. Suatu ketika pun pernah tertolak tanpa ada adegan pemaksaan yg mendrama korea.

Hingga suatu saat, entah kapan hati berkata lain. Tak tahu kapan ia tercipta. Ku ungkap rasa yang telah ada kala itu. "Ukhibbuki fillah" kataku. Aku, mencintaimu karena Allah. Terlintaslah kata-kata murobbiyahku, bahwa kalimat seperti itu begitu sakral. Makna untaiannya tak sembarang. Bukan berarti akibatnya lantas tak ada keberanian tuk mengungkapnya, namun ada konsekuensi besar di dalamnya. Yakni, setelah mengungkap haruslah disertai action nyataku tentunya.

Ingin ku tarik lagi kata-kataku kala itu. Pasalnya, setelah ku putar kembali otak demi memikirkannya sepertinya ku belum sanggup merealisasikan hak-hak ukhuwahnya. Tapi apalah daya WA yang belum canggih kala itu. Setelah beberapa saat akhirnya ada balasan. Sebelumnya ia pernah tanyakan kalimat apa dalam bahasa arab yang biasa digunakan tuk menjawabnya. "ahabbakalladzi ahbabtaniy lah" kataku tempo dulu, semoga Allah mencintaimu yang mencintaiku karenaNya. Itulah jawabnya kemudian.

Sejak hari itu, ku mulai rapihkan file-file yg tersimpan dalam sebuah folder khusus. Dirinya pun kembali menitipkan kisah-kisahnya dalam hari-hariku. Yg kutau sebetulnya ia sudah menitipkannya sejak awal. Hanya saja aku abai padanya. Wah, I'm so sorry, that's why sometimes I don't conect when you tell me about your life.

Kedekatan kami tercipta tanpa mencipta. Tak tahan kutanyakan kepadanya, apakah gerangan latar belakang dirinya mempercayakan ukhuwah ini padaku?. Dan jawabnya membuatku mengulum getir karna tak seremeh apa yg kuterka. "Aku tau kau bisa menjagaku agar aku gak bandel disini", kurang lebih seperti itu kalimat yg kutangkap. Ada harap lebih ternyata yg ia simpan terhadapku. Amanah yg tak mudah buatku. Tapi ya, jika aku benar cinta karenaNya, harusnya aku lakukan apa yg ia harapkan. Bahkan sebelum ia meminta. Hingga suatu hari kudapatkan dua buah kata itu. Sahabat Taat. Wahh, that's so hard. But memang seperti itu harusnya berukhuwah. Membawamu dalam taat, pun begitu bawalah ia juga kepada taat. Hingga tercipta taat berjama'ah yg membuat ukhuwah makin manis terasa, dan berdampak pada dakwah yg apik tentunya.

Sesungguhnya Engkau tahu
Bahwa hati ini tlah berpadu
Berhimpun dalam naungan cintaMu
Bertemu dalam ketaatan
Bersatu dalam perjuangan
Menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahayaMu
Yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal pada Mu
Hidupkan dengan ma'rifat Mu
Matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Depok, Pulau Indah Kapuk 1 Des 2017

Comments

Popular posts from this blog

Sabr.

Dari tadi nunggu kereta ke arah tujuan tak kunjung datang. Yang di sebrang, yang gak ditungguin malah silih berganti hadirnya. Jadi intinya apa? Jika hingga petang nanti tak kunjung datang, masihkah kamu bersabar, wahai diri? Sabr. Tidak ada batasnya, harusnya. Tapi, apakah sabarmu tidak ada batasnya? Walau yang kau tunggu benar-benar tidak datang, masihkah kau kokoh berdiri menanti hadirnya? Jika kau khawatir tak sanggup, maka carilah penguat agar kau mendapatkannya, sesuatu yang kau tuju atau buah dari kesabaranmu.

PKMU 2 - Leading The Change

Karawang (BEM UNJ)- Akhirnya sampai pula pada acara inti PKMU, yaitu PKMU 2 sebelum ke pengabdian masyarakat pada PKMU 3 yang dilaksanakan pada Jum’at sampai dengan Minggu kemarin, tepatnya tanggal 1-3 Mei 2015 di Kampung Pisangan, Desa Cemara Jaya 3, Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Lebih dari 100 orang peserta menghadiri agenda tersebut. Termasuk Kami, saya dan teman-teman kelompok 4 ikut meramaikan agenda PKMU 2 itu. Banyak yang kami dapatkan dalam agenda PKMU tersebut. Dari mulai materi yang luar biasa sampai kebiasaan-kebiasaan yang bersifat kekeluargaan kami dapatkan disana. Pemberangkatan dimulai dari kumpul di stasiun Kota, kemudian peserta dan panitia bersama-sama berangkat menuju Karawang pada pukul 10.15 setelah kereta Jakarta-Purwakarta yang melewati tempat tujuan yaitu Karawang melaju. Sampai di stasiun Karawang, peserta dikondisikan untuk sholat dzuhur dan ashar dijamak. Dengan koordinasi ke beberapa supir angkot, akhirnya panitia memberangkatkan peserta m

Pandang Aku dengan kedua Matamu

            Dengan sambutan terbaiknya, seorang pekerja di UNJ yang berprofesi sebagai Gondola menyetujui untuk memberikan sumbangsih pendapatnya mengenai profesinya di UNJ. Ia juga menyampaikan isu-isu yang ia ketahui di Universitas Negeri Jakarta. Dengan usianya yang terbilang muda yang nampak dari semangat bekerjanya ketika di wawancarai, ia memaparkan jawaban atas setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, Mas - Mas berusia 22 tahun ini bernama “ Mas Rahmat”, begitu dia meminta sebagai nama panggilannya. Di Gedung IDB 2 lantai 1 sebelah Gedung Rektorat kami berbincang-bincang banyak hal mengenai kampus imut yang terletak di Jakarta ini. Tak ada masalah dengan pekerjaan yang dipikulnya sebagai Gondola saat ini. Pekerjaan yang sudah ia tekuni selama tiga bulan terakhir ini, merupakan pekerjaan yang nyaman menurutnya, dibandingkan dengan pekerjaannya di PT tempat ia bekerja sebelumnya. Saat ini Mas Rahmat bekerja di PT Sapta Sarana Sejahtera. PT yang bekerjasama dengan UNJ h