Mengenalmu kala itu, tak ada something special for me, maybe I think that's happened between us. -B ajah kalo kata kamu mah.- Seperti dengan yg lain, dengan siapapun ku jalin pertemanan. Hingga kuasaNya menjadikan kita dekat dalam jarak. Entah perkara hati, masih biasa ku rasa. Tak ada dekat yang terbentuk lebih. Kemudian kehendakNya menyapa kembali. Kita terjerembab dalam kebaikan yang sama. Ya, lagi dan lagi ku masih merasakan hal serupa seperti sebelumnya. Nothing Special for me and for you too, cause yaa I don't make something special for you. Aku dengan kepribadianku kala itu, menjadikan kita berjarak di lain hal. Walau sebenarnya kita begitu dekat, bahkan kadang tanpa mencipta spasi.
Hari demi hari terlewati begitu saja. Ada banyak momen tercipta padahal. Lagi dan lagi tersimpan di data D saja. Tak ada folder khusus tuk merapihkan tiap filenya. Hingga di kemudian hari ku sadar sejak itu kau pun mulai mengusik hari-hariku dengan usilmu. Tak jarang kau berusaha membantu memudahkan urusanku. Kadang kala ku terima dengan senangnya, but that still nothing special. Suatu ketika pun pernah tertolak tanpa ada adegan pemaksaan yg mendrama korea.
Hingga suatu saat, entah kapan hati berkata lain. Tak tahu kapan ia tercipta. Ku ungkap rasa yang telah ada kala itu. "Ukhibbuki fillah" kataku. Aku, mencintaimu karena Allah. Terlintaslah kata-kata murobbiyahku, bahwa kalimat seperti itu begitu sakral. Makna untaiannya tak sembarang. Bukan berarti akibatnya lantas tak ada keberanian tuk mengungkapnya, namun ada konsekuensi besar di dalamnya. Yakni, setelah mengungkap haruslah disertai action nyataku tentunya.
Ingin ku tarik lagi kata-kataku kala itu. Pasalnya, setelah ku putar kembali otak demi memikirkannya sepertinya ku belum sanggup merealisasikan hak-hak ukhuwahnya. Tapi apalah daya WA yang belum canggih kala itu. Setelah beberapa saat akhirnya ada balasan. Sebelumnya ia pernah tanyakan kalimat apa dalam bahasa arab yang biasa digunakan tuk menjawabnya. "ahabbakalladzi ahbabtaniy lah" kataku tempo dulu, semoga Allah mencintaimu yang mencintaiku karenaNya. Itulah jawabnya kemudian.
Sejak hari itu, ku mulai rapihkan file-file yg tersimpan dalam sebuah folder khusus. Dirinya pun kembali menitipkan kisah-kisahnya dalam hari-hariku. Yg kutau sebetulnya ia sudah menitipkannya sejak awal. Hanya saja aku abai padanya. Wah, I'm so sorry, that's why sometimes I don't conect when you tell me about your life.
Kedekatan kami tercipta tanpa mencipta. Tak tahan kutanyakan kepadanya, apakah gerangan latar belakang dirinya mempercayakan ukhuwah ini padaku?. Dan jawabnya membuatku mengulum getir karna tak seremeh apa yg kuterka. "Aku tau kau bisa menjagaku agar aku gak bandel disini", kurang lebih seperti itu kalimat yg kutangkap. Ada harap lebih ternyata yg ia simpan terhadapku. Amanah yg tak mudah buatku. Tapi ya, jika aku benar cinta karenaNya, harusnya aku lakukan apa yg ia harapkan. Bahkan sebelum ia meminta. Hingga suatu hari kudapatkan dua buah kata itu. Sahabat Taat. Wahh, that's so hard. But memang seperti itu harusnya berukhuwah. Membawamu dalam taat, pun begitu bawalah ia juga kepada taat. Hingga tercipta taat berjama'ah yg membuat ukhuwah makin manis terasa, dan berdampak pada dakwah yg apik tentunya.
Sesungguhnya Engkau tahu
Bahwa hati ini tlah berpadu
Berhimpun dalam naungan cintaMu
Bertemu dalam ketaatan
Bersatu dalam perjuangan
Menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahayaMu
Yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami
Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal pada Mu
Hidupkan dengan ma'rifat Mu
Matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela
Depok, Pulau Indah Kapuk 1 Des 2017
Comments
Post a Comment
Telah diukir